Sunday, August 10, 2008

Lenyapnya Lelouch Lamperouge


Majalah Animonster berbaik hati memberikan bonus berupa pin karakter dari CODE GEASS: Hangyaku no Lelouch pada edisi Februari tahun ini. Sesuai dengan keberuntungan ato kesabaran dalam memilih (kalo rela mengaduk-aduk sekian banyak majalah di toko ato kios buku), pembeli bakal mendapatkan pin Lelouch ato Suzaku. Untunglah, bonus yang kudapatkan (sebenernya sih punya adikku, karena dia yang beli majalah) adalah Lelouch--yang emang lebih keren dari segi desain maupun karakter dibandingin Suzaku. Sejak saat itu, pin Lelouch yang keren itu senantiasa nempel di tasku dan menemaniku ke mana-mana.

Dari awal, pin itu sebenernya udah bermasalah. Entah kenapa, dia sering sekali copot. Menurutku sih itu bukan masalah besar karena aku (ato orang yang kebetulan ada di dekatku) selalu nyadar bilamana pin itu copot sehingga aku bisa langsung mengembalikannya ke tempat semula. Lagian, pinku yang lain juga sering lepas waktu baru dibeli, tapi lama-lama enggak. Karena itu, kupikir pin Lelouch juga sama.

Tapi, tragedi itu akhirnya datang juga. Hari itu, pin Lelouch emang bandel. Dia beberapa kali lepas. Tentu saja, seperti biasa, dengan kalemnya aku menempelkan pin tersebut kembali ke tasku tiap kali dia lepas. Tapi, pas aku buka tasku karena mo masukin majalah yang baru dibeli, aku nyadar bahwa Lelouch telah menghilang. Ke mana? Ke mana? Aku mencoba merunut jalan yang telah kutempuh, balik ke kios koran, kali-kali aja jatuh di daerah sana. Tapi pin itu tetap gak ketemu. Aku pun menyimpulkan bahwa si Lelouch melepaskan diri di bioskop (kebetulan aku habis nonton). Karena di sana gelap, aku gak sadar kalo dia udah lepas.

Pas nyampe rumah, dengan bersungut-sungut aku bilang ke adikku soal itu. "Yah, gimana sih, Mbak?" komentar adikku." Harusnya disimpen aja, gak usah dipasang." Aku kontan membela diri dengan mengatakan bahwa seandainya pin itu disimpan, kekerenannya gak bakal bisa dinikmati oleh orang banyak (sebenernya sih terutama dinikmati oleh diriku sendiri). Kayak orang gila kan, kalo kita harus ngobrak-ngabrik laci hanya untuk mengagumi pin keren itu. Mendingan difungsikan sebagaimana mestinya lah--sebagai aksesori.

Pelajaran yang bisa kuambil dari kejadian ini (dan juga caraku untuk menghibur diri) adalah: lebih baik mengambil risiko karena toh kita tetap bisa mengalami hal yang menyenangkan, daripada gak melakukan apa-apa (ato memilih untuk melakukan hal yang risikonya relatif kecil). Mohon maafkan analogiku yang gak nyambung ini, tapi kalo diibaratkan, lebih baik si Lelouch nongkrong di tasku dan mempermanisnya, dengan risiko jatuh tak terdeteksi (yang akhirnya emang terjadi) daripada nongkrong di laci tanpa guna. Prinsip tersebut bisa juga diterapkan untuk hal lain dalam hidup, misalnya milih berbisnis daripada jadi PNS, backpacking daripada belanja dengan aman dan nyaman di Singapura (aduh, pingin euy; pingin backpacking maksudku--bukan belanja di Singapura), ato sekolah lagi daripada menikmati status pekerja yang nyaman dan menghasilkan duit (beranikah aku?).

Ah, Lelouch, di mana pun kau berada--tapi mudah-mudahan bukan di TPA; aku lebih senang kalo ada orang yang menemukan dan menyimpannya--semoga kau baik-baik saja....

0 comments:

Post a Comment