Nerjemahin bahasa
Sebetulnya, aku cukup sering menulis dalam bahasa Inggris, jadi aku gak punya masalah dalam mengungkapkan pikiran dengan bahasa Inggris. Tapi, menulis dalam bahasa Inggris, yang dibatasi oleh teks asli (alias mengalihbahasakan) jauh lebih susah.
Pertama, tentu aja karena ada batasan dari teks tadi. Kalo menulis dari nol, kita bisa bebas sebebas-bebasnya dalam mengungkapkan pikiran tanpa terpaku pada ungkapan tertentu bahasa
Kedua, karena bahasa Inggris bukan bahasa ibuku. Selain itu, aku juga gak pernah tinggal di negara yang bahasa sehari-harinya Inggris. Jadi, aku punya banyak keterbatasan. Perbendaharaan kataku terbatas (sebenernya perbendaharaan kata b. Indo juga terbatas sih). Gak banyak idiom yang kutau. Aku gak selalu bisa menangkap “rasa” b. Inggris, jadi bisa aja aku membuat versi b. Inggris dari b. Indo, bukan nerjemahin. Tau
Biarpun begitu, aku bakal berusaha sungguh-sungguh. Hasilnya jelek ato kagak, itu urusan nanti (mudah-mudahan sih gak jelek dan gak pas-pasan juga). Walaupun untuk menghasilkan terjemahan yang layak, aku harus berpusing-pusing ria dulu sekarang.
Catatan: Ditulis karena aku lagi ngerjain sampel terjemahan dengan perasaan deg-degan, karena sebab-sebab seperti yang udah disebutin di atas.