Wednesday, December 27, 2006

Web Log ala Reni

Semua orang yang ngebaca ini pasti tertawa terbahak-bahak, tapi--aku baru aja tau kalo blog itu sebenernya singkatan dari web log. Oke, silakan ketawa.

..............................................................................

Ngomong-ngomong soal log, itu bukannya produser musik rock asal Surabaya ya? (Itu mah Log Zhlebor! Gubrakssss...., ke laut aja lu Ren! Lelucon basi macam apa itu?!). He, he, he, bukan ding. Benda yang satu ini mengingatkanku pada cerita-cerita di buku atau film tentang penjelajahan samudera dan bajak laut. Seperti ini, nih:

Rabu, 12 November 17xx
Hari ini cerah. Sayang suasana di kapal tampaknya diliputi awan mendung. Sudah dua bulan kami tidak melihat daratan. Para awak mulai khawatir dengan keadaan ini, apalagi persediaan air semakin menipis. Aku harus bisa meyakinkan mereka, kalau tidak, hanya masalah waktu sampai mereka akhirnya memberontak....

Intinya, log itu adalah catatan harian. Aku gak tau apakah dalam dunia pelayaran seorang kapten kapal emang diwajibkan untuk punya log dan mengisinya secara teratur. Tapi walau gak diwajibkan pun, seorang kapten yang baik kayaknya bakal melakukan ini (bermanfaat sih). Syukurlah, soalnya banyak informasi berharga yang diperoleh lewat penelaahan log-log para kapten--bukan cuma tentang pemberontakan awak kapal kayak di film-film, tapi juga tentang keanekaragaman hayati, peristiwa dahsyat seperti meletusnya Krakatau, dll.

Kalo mau berpegang pada arti istilahnya, seharusnya yang namanya log itu--termasuk web log alias blog--berisi catatan kejadian sehari-hari yang dialami/ diamati oleh penulisnya. Namun demikian, kandungan “kejadian sehari-hari” dalam blogku ini justru dikit banget. Blog ini lebih banyak berisi pikiran-pikiran aneh(yang gak penting banget)ku tentang sesuatu. Lihat sendiri kan?! Diisinya pun gak tiap hari seperti layaknya sebuah log.

Tapi seperti kata Shakespeare, apalah arti sebuah nama? (Sebenernya sih berarti loh, berarti!) Kalaupun aku mengisi blog ini bukan dengan catatan harian, emangnya siapa yang mau ngelarang, hayo? Masih untung aku masih punya keinginan untuk menulis sesuatu (meskipun gak penting) daripada gak nulis sama sekali. Kalo gak suka, pergi aja sana (ini dunia maya yang bebas, gitu loh). Tapi kalo masih ada yang berkenan ngelirik atau bahkan membaca web log ala Reni ini, yuk ah: All aboard!

Sunday, December 24, 2006

Masih Peduli

Di saat aku dan pendukung lainnya akhirnya mulai merasa optimis dengan Manchester United untuk jadi juara Premier League musim ini, United malah kalah ngelawan West Ham--tim yang gak pernah menang selama entah berapa pertandingan dan baru aja ganti pelatih. Selisih lima angka dengan Chelsea akhirnya menyusut jadi dua. Nyebelin banget!

Mungkin orang gak ngerti, gimana mungkin aku--yang WNI (Warga Negara Inggris) pun bukan--bisa ngerasa kecewa/kesel berat cuma gara-gara kekalahan klub sepakbola dari negara di seberang samudera sana. Tapi gimana coba? Aku bisa jerit-jerit kayak orang gila di pagi buta saat ngeliat pemain United bikin gol dan sebaliknya, gondok abis kalo mereka kalah. Nyatanya, aku emang PEDULI ama United dan itu sebabnya kinerja mereka bisa membuatku terpengaruh secara emosional.

Peduli, itu kata kuncinya. Saat kita mempedulikan sesuatu atau seseorang, ada saatnya sesuatu/seseorang itu membawa kebahagiaan bagi kita. Namun, adakalanya juga kita dikecewakan olehnya. Pernah ngerasa bosen karena ortu ceramah yang itu-itu lagi? Jangan! Bersyukurlah karena itu tandanya ortu masih sayang dan perhatian ama kita. Kalo mereka udah gak peduli, dijamin kita mau ngapain aja mereka bakal cuek bebek.

Saat ini, aku yakin banyak di antara kita yang sedih/kesel/kecewa ngeliat keadaan Indonesia. Korupsi merajalela, aset negara dikuasai asing, kasus lumpur LAPINDO yang gak beres-beres, dan serangkaian masalah lainnya yang kalo dipaparin di sini gak bakal ada habis-habisnya. Tapi itu justru bagus! Ngerasa kesel ngeliat keadaan Indonesia, berarti kita masih peduli dengan negara kita ini. Bilamana ada yang peduli, masih ada harapan bagi kita untuk membuat perubahan dan menjadikan negeri ini lebih baik.

Yang mengkhawatirkan, justru apabila kita ngerasa semuanya baik-baik aja. Apabila kita ngerasa gak ada yang perlu dikhawatirkan karena kita masih bisa hidup enak meskipun ada segudang masalah yang menimpa negeri ini. Karena, itu bisa jadi tanda awal bahwa kita udah gak peduli lagi. Tapi jangan-jangan, gejala ini udah tampak di kalangan pejabat ya?!

Catatan: Untungnya, kemaren United menang 0-3 dari Aston Villa. Yah, mudah-mudahan mereka bisa terus main bagus dan gak kalah lagi sampe akhir musim. Hidup United!

Friday, December 08, 2006

Curhatan Gak Bermutu

Dewi “Dee” Lestari (tau kan, penulis Supernova & mantan RSD) pernah bilang, dia gak pernah mencari ide. Ide ada di mana-mana; soal apakah dia bisa “menangkap” ide tersebut atau tidak, bergantung dari kepekaannya terhadap keberadaan ide-ide itu. Ternyata, memang begitulah adanya.

Sejak aku mulai menulis dengan rutin di sini, aku merasa jadi lebih peka terhadap ide. Aku merasa HARUS selalu menulis sesuatu sehingga akhirnya aku memandang semua hal dengan kritis. Kenapa ini bisa terjadi; harusnya gimana; pendapatku tentang hal itu; dsb. Tentu aja keluarannya gak sebanding dengan orang lain yang udah terbiasa menulis, tapi lumayanlah, sebagai latihan untuk berpikir kritis.

Sayangnya, udah sebulan ini aku gak sempat nulis apapun di blog ini. Percaya atau enggak, aku bener-bener sibuk. Ada kerjaan lain yang lebih penting, misalnya ujian pemrograman yang cukup bikin aku ketar-ketir, nyiapin resume, dll. Akibatnya, kepekaanku terhadap ide sekarang jauh menurun. Beberapa bulan lalu, ide-ide gila bisa berdatangan waktu lagi naik angkot, waktu lagi nungguin temen di kampus; kapanpun dan dimanapun, deh. Tapi sekarang, bahkan saat aku berpikir keras pun, ide yang menarik sama sekali gak muncul.

Tapi, ide emang harus dijemput. Kalo aku terus-menerus mengharapkan kemunculan ide spektakuler, kayaknya blog ini gak bakalan diisi dan aku gak bakal melangkah kemana-mana. Kesimpulan pertama, menulis harus dibiasakan; kalo enggak, untuk memulainya lagi bakalan susah. Kesimpulan kedua, saat ini aku belum bisa menangkap ide brilian untuk membuat tulisan yang keren, karena kepekaanku sudah menurun (lagi). Kesimpulan ketiga, curhatan gak mutu macam ini masih lebih mending daripada gak nulis sama sekali. Ya, sudahlah. Mudah-mudahan tulisan berikutnya jauh lebih keren. Cabut dulu ah!