Thursday, July 06, 2006

Hukuman-hukuman Menakutkan

Di antara semua program TV, acara yang paling menggeuleuhkan bagiku adalah sinetron-sinetron “religius”. Ada dua alasan yang membuatku gak suka ama sinetron macam itu. Pertama, karena sinetron tersebut menjual hal-hal klenik dengan label agama. Liat aja judul-judul sinetronnya: “Rahasia Ilahi”, “Insyaf”, “Taubat”, “Hidayah”, dll. Kedua, karena produsernya beralasan bahwa sinetron “religius” yang dibuatnya dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan. Pernyataan yang jelas-jelas gak logis dan dibuat hanya untuk menutupi maksud sebenarnya yaitu memperoleh untung sebesar-besarnya.

Loh, kenapa gak logis? Kan sinetron itu menggambarkan berbagai siksaan yang diderita oleh orang-orang yang melanggar perintah Allah? Dengan menonton sinetron itu, kita kan akhirnya bisa selalu mengingat Allah dan gak akan coba-coba melanggar perintah-Nya. Ah, ceuk saha....

Menurutku, iman dan takwa, atau kepatuhan dalam melaksanakan peraturan, lahir bukan karena rasa takut, tapi karena kesadaran (lagi-lagi aku pake kata “sadar” ^_^). Contoh gampangnya nih, liat aja para pengendara motor. Pake helm semata-mata karena “takut” ditilang (atau bermasalah) ama polisi. Kalo pake helm pun, adakalanya cuma “helm-helm”-an, yang sebenarnya gak sesuai dengan standar keamanan. Yang penting cukup untuk menghindari masalah ama polisi. Padahal, mereka pasti tau kalo penggunaan helm bertujuan untuk menjaga keselamatan mereka juga. Giliran kecelakaan, terus gegar otak, baru deh nyadar.

Makanya, gak aneh juga kalo Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim ternyata malah dapet predikat jelek seperti negara no.3 terkorup di dunia. Padahal, kalo ajaran Islam bener-bener diterapkan oleh semua Muslim di Indonesia dalam kehidupannya sehari-hari, gak bakalan kayak gitu deh. Masalahnya, balik lagi ke cara memperkenalkan Islam kepada anak-anak sejak kecil. Bukannya diperkenalkan dengan sifat Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang (sehingga segala perintah-Nya pun merupakan bentuk kasih sayang Allah kepada manusia), anak-anak malah ditakut-takuti dengan berbagai ancaman. Dosa lah, masuk neraka lah. Bukannya mengingkari keberadaan dosa atau neraka; tapi menurutku, kepatuhan yang didasari atas rasa takut akan hukuman gak akan bertahan lama.

Jadi, buat para produser sinetron-sinetron “religius”, cepetan insyaf deh. Jangan sampe ntar diazab Allah karena memakai kedok agama untuk meraih keuntungan pribadi sebesar-besarnya. Ha! Emangnya ancaman itu ngefek buat mereka? Kayaknya enggak tuh!

2 comments:

  1. Anonymous10:18 AM

    sama da saya juga geuleuh ren...isinya sama aja sama sinetron2 laen ya..malah males saya mah nontonnya juga..jujur aja sih mendingan nonton acara gosip seleb saya mah daripada sinetron2 kaya gitu..Rasanya ko terlalu mengada2 jalan ceritanya..Nilai agamanya juga malah jadi kurang ato ga ada sama sekali ya. klo pengen nyadarin masyarakat ttg nilai agama mending dengerin ceramah Aa Gym ato ustadz Jeffri..

    ReplyDelete