Friday, July 21, 2006

Renungan Menjelang Hari Wisuda

Gak kerasa, besok udah hari wisuda lagi. Ini bakal jadi keempat kalinya aku menyaksikan teman-temanku lulus. Suasana wisuda emang selalu menyenangkan. Bahkan waktu aku baru masuk ITB dan anak-anak yang diwisuda bulan Oktober tahun itu sama sekali gak ada yang kukenal, aku tetap aja seneng menyaksikan prosesi yang menyertai kelulusan mereka. Mulai dari ngeliat nama mereka dipanggil satu-satu (meskipun aku gak ngeliat secara langsung, tapi liat layar TV yang disediain di seputaran Sabuga); saat mereka diarak mengelilingi kampus dengan berbagai kendaraan yang aneh-aneh seperti mobil pemadam kebakaran, delman, dan becak (tapi sekarang arak-arakan udah dilarang oleh rektor); sampai saat mereka dilemparin air oleh teman-teman sejurusan/sehimpunan.

Jadi, kebayang gak sih, gimana senangnya aku saat ngeliat teman-temanku sendiri--orang-orang yang kukenal dengan baik, rekan-rekan seperjuanganku--lulus? Kebahagiaanku jadi terasa berlipat-lipat. Makanya, aneh juga waktu ada yang bilang, "Apa gak miris tuh, teman-temanmu pada lulus tapi kamu belum?". Masalahnya, aku sama sekali gak pernah merasa miris atau kecewa dengan keadaan ini.

Seorang temanku pernah bilang, manajeman pikiran-lah yang membuat setiap orang memandang persoalan dengan cara yang berbeda. Bingung? Gampangnya sih gini. Dalam kasus di atas, ada orang yang kecewa saat ngelihat temannya lulus dan dia enggak, ada juga senang-senang aja (kayak aku). Hal ini bisa terjadi karena kedua orang itu menyikapi masalah dengan cara yang berbeda. Orang yang satu tenggelam dalam kekecewaannya dan yang lain memutuskan untuk tetap berpikir positif. Itu sebabnya mereka menunjukkan reaksi yang berbeda dalam kondisi yang sama.

Jadi, apa inti dari omonganku yang panjang lebar di atas? Intinya, kebahagiaan dan ketenangan hanya bisa ditemukan dari diri sendiri. Kalo kita merasa bisa memandang setiap hal secara positif, selalu berpikir optimis, dan juga bersyukur atas apa yang kita terima; kita gak bakalan mudah larut dalam kesedihan dan kekecewaan. Harta yang banyak, status sosial yang terpandang, pujian dari orang lain--semua itu gak bisa memberi kita kedamaian kalo kita gak berdamai dengan diri kita sendiri, kalo kita gak mencoba memperbaiki manajeman pikiran kita.

Akhir kata, Selamat Wisuda Teman-teman!

1 comment:

  1. Anonymous12:50 PM

    Selamat wisuda jg bwt kmu yg november nanti akan m'jadi objek penderita..hehe..Siap2 ren awas lo klo berani kabur..Ko prl sy dtg k sabuga.

    ReplyDelete