Thursday, November 13, 2008

Selamat Menempuh Hidup Baru

Dulu aku bertanya-tanya, kenapa orang nikah dikasih ucapan "Selamat Menempuh Hidup Baru". Bukankah hidup berjalan seperti biasa setelah seseorang menikah? Apanya yang baru? Baru setelah seorang teman baikku menikah aku sadar bahwa "Hidup Baru" memang istilah akurat untuk menggambarkan kehidupan setelah menikah.

Aku merasa jahat karena waktu temenku bilang dia mau nikah, aku malah sedih. Tentu saja aku ikut senang karena temenku--yang memang mendambakan pernikahan--senang. Tapi, aku sedih karena aku tahu semua akan berubah. Bukan cuma karena dia bakal pindah dan kami gak bisa sering ketemu, tapi juga karena hubungan kami gak akan sama lagi. Setelah seseorang menikah, prioritas dan pola pikirnya berubah. Gak ada lagi ceritanya bisa nongkrong dan ngobrolin hal-hal gak jelas kayak biasanya, gak mungkin lagi kami bisa berbagi cerita tentang impian dan harapan untuk masa depan. Setelah seseorang menikah, yang terpenting baginya adalah keluarga intinya. Orang lain, entah itu orang tua, saudara sekandung, apalagi cuma temen, seolah disingkirkan ke pojokan, ke posisi yang kurang penting dibandingkan dengan pasangan ato anaknya. Pantes aja banyak orang tua yang menangis saat pernikahan anaknya.

Jadi, memang benar. Urusan praktis dalam hidup--kerja, bayar tagihan, dll--bisa saja gak berubah, tapi hidup di mata seseorang yang baru menikah takkan sama lagi. Dan, walau berlumur duka, gak ada hal lain yang bisa dilakukan "orang-orang yang ditinggalkan" kecuali berdoa bagi kebahagiaan si penganten baru.

0 comments:

Post a Comment