Saturday, October 04, 2008

Parsel Pertama

Orang tuaku sayangnya bukan orang yang "penting". Jadi, selama bertahun-tahun kami hanya pernah menerima parsel Lebaran satu kali. Itu pun dari sebuah pengembang, setelah Papa baru aja beli rumah. Waktu kecil, aku sering ngiler kalo jalan-jalan ke pusat pertokoan dan melihat parsel aneka ragam karena kami tak pernah mendapatkannya. Emang sih, kami bisa aja beli parsel untuk diri sendiri, tapi rasanya gak sama dengan parsel hadiah kan?!

Sekarang, karena Papa udah pensiun, kami sama sekali gak bisa berharap mendapat parsel Lebaran. Tapi siapa sangka, kejutan yang menyenangkan datang seminggu sebelum Idul Fitri.

Saat itu sore hari dan kami sekeluarga lagi nonton TV sambil menunggu buka puasa. Tiba-tiba, terdengarlah salam dari depan rumah. Papa, yang mengira bahwa itu adalah panggilan dari tukang jaga malam, bergegas menuju ke sana. Pas Papa balik ke ruang keluarga, dia muncul membawa benda yang tak terduga-duga: kotak berwarna hijau bergambar beduk.

Kotak itu ditujukan untukku. Aku cuma bisa terbengong-bengong karena aku gak sedang menanti barang kiriman. Penasaran, kusambar saja kotak itu dan kubuka. Dan ternyata, isinya adalah makanan-makanan enak, beserta ucapan selamat hari raya Idul Fitri dari penerbit yang dengannya aku bekerja sama.

Aku dapet parsel Lebaran untuk pertama kalinya. AKU! Parsel kan biasanya dikirim untuk orang-orang penting--para bos dan pembesar dan yang semacamnya. Bukan orang yang biasa-biasa aja seperti aku! Makanan-makanan enak itu gak ditempatkan di dalam keranjang seperti layaknya parsel, okelah; tapi mari kita anggap saja itu parsel. Pastinya, aku bener-bener senang dan bersyukur.

Selamat Idul Fitri!

Catatan: Makasih banyak buat Mizan untuk parselnya. Makasih juga untuk para editor yang selama ini udah berperan sebagai penghubungku: Mbak Shinta di Hikmah serta Mbak Nadia dan Mbak Diah di Bentang. Maafkan saya kalo kerjaan saya ada yang kurang memuaskan.

0 comments:

Post a Comment