Tuesday, July 10, 2007

Tulisanku yang Payah

Tulisanku payah. Aku baru menyadarinya setelah membaca “Essay Writing: The Essential Guide” yang kudapat dari sebuah laman (website). “Essay Writing…” memaparkan “dosa-dosa” sebuah tulisan--khususnya esai, tentu saja--alias hal-hal yang harus dihindari dalam pembuatan tulisan, kecuali kalo kita pingin bikin karya membosankan yang gak dibaca orang. Hebatnya, seluruh “dosa” tersebut ada dalam tulisan-tulisanku.

Berbagai topik yang dikemukakan dalam tulisanku sebenarnya cukup menarik. Tapi, sebagus apapun idenya, sia-sia saja kalo kita gak bisa memikat pembaca untuk menyimak tulisan kita dari awal hingga akhir. Pembaca gak mungkin mau buang-buang waktu membaca tulisan yang strukturnya seperti di bawah ini misalnya:

Topik: Buku “Menjadi Manusia Pembelajar”
Pembukaan: informasi umum tentang “Menjadi Manusia Pembelajar”
Inti: definisi “manusia pembelajar”, plus dan minus “Menjadi Manusia Pembelajar”
Penutup: simpulan tentang “Menjadi Manusia Pembelajar”

Kenapa? Karena strukturnya membosankan--kaku, gampang ditebak (deskripsi, plus-minus, simpulan), dan sama sekali gak imajinatif. Sekali lagi, aku harus menyelamati diriku karena sering sekali menulis dengan pendekatan seperti itu.

Sebaliknya, imajinasi yang liar--saking liarnya sampai-sampai membawa tulisan semakin gak nyambung dengan topik utamanya--juga bukan cara yang tepat untuk membuat tulisan yang baik. Imajinasi memang diperlukan dalam menulis, tapi mengendalikan diri untuk tidak bertele-tele juga sama pentingnya. Kita semua suka sedikit intermezzo, tapi kalo kebanyakan--capee deh!

Kalimat yang gak efektif juga sama membosankannya seperti paparan yang bertele-tele. Seandainya suatu kalimat bisa ditulis secara singkat dan padat, ngapain berpanjang-panjang? Daripada “Kata-kata itu terdengar berulang kali di berbagai tempat sampe-sampe jadi terkesan klise”, lebih baik kita menulis “Kata-kata itu terdengar berulang kali sehingga terkesan klise”--toh artinya sama aja.

Sebetulnya, semua “dosa” di atas bisa dihindari jika saja aku gak males brainstorming, nyusun kerangka karangan, dan mengedit tulisan. Emang sih, dosenku pernah bilang bahwa kelemahan utama penulis pemula adalah kepengen bikin tulisan sekali jadi: duduk di depan komputer, ngetik, tulisan langsung beres deh. Padahal, tulisan bagus harus direncanakan dengan matang dan dievaluasi, gak mungkin dibuat secara kilat.

Makanya Ren, jangan males dan terus belajar nulis!

0 comments:

Post a Comment