Sunday, August 26, 2012

Kapok Chick-Lit

Suntuk. Pingin supaya target bacaan tahun ini segera tercapai. Ya udah, baca chick-lit aja deh, begitu pikirku.

Mulanya sih seru. Ceritanya mengalir, isinya mudah dicerna. Tapi lama-kelamaan, aku jadi jengkel. Kok gini?

"Gini" yang kumaksud:
  • Mengumbar merek dan kemewahan
  • Pakaian selalu dideskripsikan secara mendetail, tapi setting-nya--cuma sekilas. Contoh: Waktu tokoh utama berkunjung ke Paris, barang bawaannya dijabarkan satu-satu, tapi suasana di Paris hanya disinggung selintas. (Paris gitu loh! Kenapa si penulis nggak menggambarkan arsitektur atau keramaian kota?--yang seharusnya menarik)
  • Waktu ketemu cowok cakep, si tokoh utama pasti (1) deg-deg-an; atau (2) horny; atau (3)dua-duanya
  • Aktivitas yang dilakukan para tokoh sepanjang cerita: 1) makan malam di restoran mahalan; 2) belanja; 3) mendatangi acara penggalangan dana yang dihadiri kalangan jetset. Maaf, memangnya nggak ada kerjaan lain?
Begonya aku. Memang chick-lit seperti itu, 'kan? Dangkal dan membosankan.

0 comments:

Post a Comment